Apakah Arduino adalah sebuah mikrokontroler? Mungkin diantara kita masih
banyak yang akan mengatakan, “ya!”. Namun, Jika kita merujuk pada
pemahaman yang benar, maka Arduino tidak tepat jika dikatakan sebagai
mikrokontroler. Mari kita ambil pengertian dari situs resmi Arduino (www.arduino.cc) sebagai berikut:
Arduino is an open-source electronics prototyping platform based on flexible, easy-to-use hardware and software. It's intended for artists, designers, hobbyists and anyone interested in creating interactive objects or environments.
Jika kita berangkat dari pengertian tersebut, Arduino bisa dikatakan sebagai prototyping platform. Prototype jika kita artikan dalam Bahasa Indonesia adalah purwarupa.
Maknanya lebih kurang adalah alat yang biasa digunakan untuk
menghasilkan berbagai karya cipta dalam tahapan desain. Namun, jika kita
mengemasnya dengan baik, Arduino tidak hanya digunakan pada tahapan
desain, tetapi juga untuk produk jadi. kita bisa berkreasi apapun yang
kita inginkan menggunakan Arduino. kita dapat membuat aplikasi di bidang
robotika, atau aplikasi-aplikasi embedded system lainnya. Arduino
memberikan kita kemudahan dengan segera untuk merealisasikan karya-karya
kita. Arduino sudah menyediakan lingkungan pengembangan (IDE, Intergrated Development Environment) untuk menuliskan program aplikasi kita. Untuk board Arduino sendiri, Arduino sudah menyediakan header berbentuk female, sehingga kita dengan mudah dapat menggunakan kabel jumper untuk merealisasikan karya kita.
Sekarang, mengapa Arduino berbeda dengan mikrokontroler? Berdasarkan pemahaman sebelumnya, Arduino adalah prototyping platform.
Arduino adalah papan elektronik yang menggunakan mikrokontroler jenis
tertentu. Ambil salah satu contoh jenis Arduino yang paling banyak
digunakan, yaitu Arduino UNO. Jenis ini menggunakan mikrokontroler
keluaran Atmel, yaitu seri ATmega328. Secara mudahnya, dapat kita
katakan bahwa Arduino menawarkan sebuah paket berupa papan elektronik
dan lingkungan pengembangan (IDE) yang memanfaatkan kemampuan
mikrokontroler tertentu. Jadi, jika ingin mengetahui fitur apa saja yang
ditawarkan oleh Arduino, ada baiknya kita memahami fitur apa saja yang
dimiliki oleh mikrokontroler yang digunakannya. Untuk aplikasi yang
profesional (misalnya untuk produk komersial), para pengguna biasanya
hanya memanfaatkan kemampuan mikrokontrolernya saja, bukan berupa papan
Arduino. Mereka akan membuat alur sirkuit elektronik sendiri berupa PCB (Printed Circuit Board)
untuk menghubungkan kaki-kaki mikrokontroler. Dengan demikian, produk
yang tercipta diharapkan lebih menghemat ukuran dan fitur-fitur
mikrokontroler dapat dimanfaatkan dengan optimal sesuai dengan aplikasi
yang dibuat.